Out of Control

Malam sobat blogger, sudah lama saya tidak membuat postingan. Kali ini, saya akan berbagi sebuah kisah sedih saya di hari ini. Ini lebih bersifat pribadi yang menyangkut diri saya dan kekasih saya. Saya akan ceritakan secara ringkas saja bagaimana perjalanan kami sampai hari ini.

Kami berdua merupakan sepasang kekasih, dipertemukan karena sebuah bencana dan berakhir bak bencana pula. Saya dan kekasih saya merupakan orang yang sama-sama ditinggalkan, dikecewakan, dan dilupakan. Kami memulai hubungan kami dengan pertemanan yang berujung pacaran. Dia merupakan wanita kreatif dan inovatif, saya banyak belajar darinya dan alhamdulillah dia pun berkata, dia belajar banyak dari saya. Bahkan pola pikir yang sebelumnya tertanam dalam otak saya pun berubah ke arah yang lebih maju dan berkembang. Sebelumnya saya mengira, saya lah orang hebat, orang kreatif, orang pintar. Tapi kemudian baru timbul pemikiran, saya berada di jalan yang monoton dan saya rasa itu bukan ciri khas saya.

Sepanjang perjalanan saya dengannya, kami menemui banyak rintangan yang bisa kami lalui walau kadang tertatih. Kami pernah vakum selama 1 minggu lebih, tapi saya sangat merindukannya, tak bisa jauh darinya. Beliau orang yang biasa saja dengan kemampuan yang luar biasa. Saya tak pernah berpikir untuk meninggalkannya tapi kadang saya mengalami masa yang saya sebut dengan "Out of Control". Saya sudah lama menyadari hal ini ada dalam diri saya. Terkadang di satu waktu, fenomena "Out of Control" ini membantu saya mencari solusi, mencari inovasi dll. Tapi di lain waktu fenomena ini justru membunuh kepribadian saya.

"Out of Control" membuat saya mendirikan sebuah bisnis kecil bernama KiRa Shop, yang merupakan milik kami berdua, ini sisi positifnya. Sisi negatif fenomena ini terlihat hari ini.

Disaat kekasih saya menunjukkan sebuah foto seorang pria dan wanita, dia berkata "Orang ini lebih muda dari kita dan dia sudah menikah". Dengan wajah tersenyum saya bertanya padanya, "Apakah kamu akan menikah denganku?". Kekasih saya berkata tidak, saya mengeluarkan sebuah buku dan mengatakan bahwa saya akan mencatat hal tersebut untuk bukti dikemudian hari bilamana dia ingin saya menikahinya, saya menanyakan lagi "Serius". Kekasih saya kembali berkata tidak. Fenomena "Out of Control" seketika bergejolak dalam diri saya, saya menyadari bahwa kekasih saya bercanda tetapi saya menyadarinya pada saat pertanyaan kedua, pada saat pertanyaan pertama saya shock, jantung saya berdetak kencang dan rasanya darah naik ke kepala. "Out of Control" membuat saya berada di antara dua pribadi dalam diri saya, saya merasakan hal tersebut dengan jelas. Seakan ada conversation dalam diri saya, yang satu mengatakan, "Kekasihmu bercanda, turunkan amarahmu dan buatlah detak jantungmu normal". Sisi yang lain mengatakan, "Dia sudah tidak menginginkanmu, semua yang dikatakannya tentang cinta adalah palsu, bangkitkan kemarahanmu". Sisi negatif ini terasa begitu dominan, terasa ada komunikasi langsung dengan saya. Saya pun mengusir kekasih saya, saya juga melakukan kekerasan fisik padanya yang sebenarnya tabu bagi saya karena saya sangat menghargai wanita. Saya coba menghentikan, tapi sisi negatif ini semakin menguasai saya seolah berkata "Dia meninggalkanmu, dia tidak menghargai pengorbananmu dan perjuanganmu". Saya sendiri tahu apa yang saya lakukan setelahnya, tapi saya merasa ada kontrol lain dalam diri saya.

Kekasih saya tentu saja membenci saya sekarang. Saya masih merasa ini sebuah mimpi, bahkan saat saya membuat postingan ini, saya merasa berada dalam sebuah game.

Entah apa yang harus saya lakukan, sekarang ini saya hanya bisa memohon pada Tuhan agar diberikan yang terbaik untuk saya dan kekasih saya. Saya berharap bisa berbenah diri dan bisa menghilankan fenomena negatif dari "Out of Control". Untuk kekasih saya, saya benar-benar minta maaf. Untuk selanjutnya dalam hidup kita saya cuma berharap yang terbaik.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.