Cerpen: Telepon dari Masa Depan



Andi, seorang mahasiswa berusia 20 tahun, sedang duduk di kamar asramanya saat malam hari. Tiba-tiba, ia menerima telepon dari ibunya.

"Andi," kata ibunya. "Ibu khawatir tentang kamu."

"Kenapa, Bu?" tanya Andi.

"Ibu merasa ada sesuatu yang tidak beres," kata ibunya. "Ibu ingin kamu pulang."

Andi pun menenangkan ibunya dan berjanji akan pulang untuk mengunjunginya.

Keesokan harinya, Andi kembali menerima telepon dari ibunya. Namun, kali ini ibunya mengatakan hal yang sama persis seperti apa yang dikatakannya kemarin.

Andi pun bertanya apakah ibunya sudah mengatakan hal itu kemarin, dan ibunya menjawab tidak.

Andi yang merasa aneh menceritakan hal tersebut kepada teman-temannya. Salah satu temannya, Budi, mengatakan bahwa ia seperti mengetahui sesuatu tentang apa yang dialami Andi dan ibunya.

"Aku pernah mendengar cerita tentang hal seperti ini," kata Budi. "Ada sebuah desa di mana waktu berjalan tidak sama dengan waktu di tempat lain."

"Maksudmu?" tanya Andi.

"Katanya, di desa itu, waktu berjalan lebih lambat," kata Budi. "Jadi, jika seseorang di desa itu menelepon seseorang di tempat lain, orang di tempat lain akan menerima telepon dari masa depan."

Andi dan Budi pun memutuskan untuk pergi ke desa tempat tinggal ibunya. Mereka ingin membuktikan kebenaran cerita tersebut.

Sesampainya di desa, Andi dan Budi bertemu dengan warga desa. Mereka menceritakan apa yang terjadi kepada Andi.

Namun, warga desa tampak ketakutan saat mendengar cerita Andi. Karena Ibu Andi sudah lama tidak terlihat di desa.

"Jangan tinggal di sini terlalu lama," kata Kepala Desa. "Ada bahaya yang mengintai."

Andi dan Budi pun tidak yakin apa yang dimaksud oleh warga desa. Mereka memutuskan untuk menginap untuk mencari tahu lebih lanjut.

Malam itu, Andi dan Budi terbangun oleh suara bising. Mereka keluar dari kamar dan melihat beberapa orang desa berkumpul di tengah desa.

"Apa yang terjadi?" tanya Andi.

"Ada serangan," kata seorang warga desa. "Mereka datang untuk membunuh kita."

Andi dan Budi pun menyadari bahwa bahaya yang dimaksud oleh warga desa adalah serangan dari kelompok makhluk yang tidak diketahui.

Andi dan Budi berusaha untuk melarikan diri dari desa, walaupun tidak tahu apa maupun siapa yang menyerang mereka.

Andi dan Budi akhirnya berhasil melarikan diri dari desa. Mereka tidak tahu siapa penyerang itu atau apa motif mereka.

Namun, mereka yakin bahwa telepon dari ibunya adalah kunci untuk memecahkan misteri ini.

Mengapa waktu di desa tersebut berjalan lebih lambat?

Siapa penyerang itu dan apa motif mereka. Apakah mereka terkait dengan perbedaan waktu di desa?

Dan kemana perginya Ibu Andi?

Cerita ini merupakan cerita yang masih sangat raw. Jika kamu mau mengembangkannya, silahkan hubungi saya via email di adiya@kiracreativa.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.