Gempa Sumatera

10 April 2012
Hari ini saya merasa sangat lelah karena aktifitas sehari-hari, kuliah dan sebagainya membuat tenaga saya terkuras. Ditambah dengan kebiasaan tidur yang sangat larut. Beberapa hari sebelumnya saya sangat merasa tidak enak badan dan yang ada di pikiran saya adalah kuliah dan kekhawatiran akan satu hal, saya merasa tidak aman berada disini.

11 April 2012
Hari ini adalah hari rabu, biasanya saya mengalami banyak kesialan pada hari selasa, tapi hari ini saya teringat akan kejadian 2009 lalu dimana hari itu adalah hari rabu, terjadi gempa dahsyat di daerah Sumatera Barat dan sekitarnya.
Sore hari, saya mengikuti kuliah MMK 2 (peer teaching). Dosen saya hadir tapi tidak dapat mengikuti PBM seperti biasa karena ada keperluan di jurusan lain. Saya merasakan kepala saya sangat teramat sakit, tidak tahu kenapa, sama seperti yang saya alami tahun 2009 lalu. Biasanya setiap hari saya selalu pulang malam, yah namanya juga hantu internet, saya menghabiskan waktu browsing di kampus sampai malam hari.
Tapi hari ini, rencana saya berubah, saya ingin pulang ke kos, shalat, mandi, menanak nasi, makan, dan istirahat. Tak disangka tak diduga, dalam perjalanan pulang, terjadi gempa, saya tidak merasakannya karena sedang berada di bis kota. Jalanan menjadi macet, dan bis kota yang tadinya isinya cuma saya dan satu orang penumpang lain menjadi penuh. Bagi saya yang pernah berada dalam situasi gempa dahsyat 2009, alhamdulliah saya tidak panik.
Ibu kos saya beserta keluarga memutuskan untuk berkumpul di dekat sebuah hotel dekat kos jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Kami berkumpul disana, terjadi sebuah percakapan yang intinya warga daerah ini sangat jarang bertegur sapa tapi dipertemukan karena bencana gempa. Kemudian saya mendapat telepon dari kekasih saya bahwa dia memilih aman di gedung FE UNP. Saya memintanya untuk mengungsi ke kontrakan sepupunya.
Sesampai di kos saya melihat banyak orang yang panik, alarm tsunami berbunyi. Tapi tetap saja saya tak ingin mengungsi kemanapun, hati saya meyakinkan saya untuk tetap tinggal di kos. Saya menanak nasi dan mandi, kemudian melihat berita. Ternyata pusat gempa berada di daerah Aceh. Tak lama kemudian, kekasih saya datang dan saya mengantarkannya ke kontrakan sepupunya. Kembali dari sana saya melihat keadaan sekitar, sunyi sepi, kota Padang seperti kota mati.

Dari apa yang saya alami dan saya ceritakan diatas, saya cuma berpesan kepada penduduk Padang dan daerah Sumatera agar tetap waspada dan selalu berhati-hati. Bencana bisa datang kapan saja, hendaknya hal ini menjadi sebuah pembelajaran bagi kita bersama agar kita selalu mengingat Tuhan dan agar kita peduli terhadap sesama. Pray for Sumatera.

2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.